Selamat Datang Era Filantropis Digital, Kamu Datang di Saat yang Tepat!

soni-marcel
Kompas.com : Dari kiri, Soni (16) dan Marcel (3), anak yang ditinggal orangtua di Perumahan Bugel Mas Indah, Tangerang, Rabu (4/1/2017). Soni dan Marcel tinggal bersama Desi, tantenya yang mengidap gangguan jiwa. Kedua anak itu ditinggal sang ibu menikah lagi dan sang bapak meninggal dunia.

Minggu lalu baru saja saya mendapat “serangan jantung” lagi ketika saya membaca sebuah artikel di kompas mengenai anak 16 tahun yang mengurus sendiri adiknya yang berusia 3 tahun karena ditinggal orang tuanya. Anak ini harus bertahan hidup dengan mengandalkan pendapatannya sebagai asisten warung dengan upah 20.000 rupiah per hari. Yang lebih berat lagi adalah ketika sang anak ini terpaksa tinggal di rumah tak terurus bersama tantenya yang diduga mengidap penyakit jiwa.

Sungguh malang nasibmu nak. Saya tidak berani mebayangkan hari-hari berat yang harus anak itu jalani saat anak-anak lain mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang penuh dari keluarganya. Sungguh bangsa ini telah bersalah karena membiarkan kejadian ini terjadi tepat di halaman belakang rumah kami.

Fenomena Gunung Es

Tragedi pada anak ini mewakili tragedi pada banyak anak malang di Indonesia. Bagaikan fenomena gunung es, kasus seperti ini merupakan bagian kecil dari kasus-kasus lain yang tidak terungkap ke masyarakat luas.Masih ingat kasus anak yang harus mengurus sendiri ibunya yang sakit? Atau kasus balita terinfeksi HIV dikucilkan hingga akhirnya meninggal? Kasus dik Arif yang sakit Hidrosefalus-nya terlantar tanpa pengobatan berarti selama 11 tahun lamanya?

Hal ini yang selalu membuat saya mendapat “serangan jantung” karena saya selalu berpikir tiap ada satu kasus yang terungkap pasti ada banyak kasus lain yang tidak terkisahkan ke masyarakat luas.

Mengapa masyarakat perlu mengetahui tragedi-tragedi seperti ini? Karena dengan mengetahui, masyarakat akan memiliki rasa kesadaran untuk bertanggung jawab dan bergerak membantu anak-anak yang mengalami kesulitan ini. Semakin banyak orang yang mengetahui permasalahan ini, semakin banyak pula pihak yang bisa bekerja sama untuk mengatasi kasus-kasus seperti ini.

Kasus Soni dan Marcel bukan tanpa perhatian tetangga. Selama ini ada tetangga yang berhati mulia dengan mencoba membantu sebisanya. Tapi harus disadari bahwa kemampuan membantu seseorang bisa terbatas. Mereka yang peduli pun kerap dihadapkan pada keterbatasan ekonomi. Terlebih lagi karena kasus seperti ini sering terjadi pada orang dengan masalah ekonomi yang juga berada di lingkungan yang belum cukup mapan secara ekonomi.Tersebarnya berita Soni dan Marcel membuat tanggung jawab membantu mereka dibagi dengan orang-orang yang memiliki kemampuan lebih untuk membantu sesama.

Peran Media Sosial

Hanya beberapa hari semenjak saya mendapat “serangan jantung” mengenai Soni dan Marcel, semangat saya pun terangkat ketika ada relawan yang membuat penggalangan dana di Kitabisa.com untuk membantu kedua kakak beradik itu. Selang sehari kemudian bahkan isu ini sudah sampai ke telinga pemerintah sekitar termasuk Mentri Sosial hingga mereka turun langsung untuk mencari solusi yang terbaik. Tidak sampai seminggu penggalangan dana melalui Kitabisa sudah mencapai 170 juta rupiah! Tidak sampai seminggu pula Soni dan Marcel sudah ditangani dinas sosial melalui program perlindungan anaknya. Sungguh respon yang sangat cepat dan mungkin tidak akan terwujud jika kejadian ini terjadi 10 tahun yang lalu!

Salah satu penyebab munculnya kesigapan masyarakat dan pemerintah untuk tragedi seperti ini adalah karena masifnya penyebaran informasi terkait melalui media sosial.

Kisah Soni dan Marcel berawal dari postingan video instagram salah satu tetangganya yang merekam kondisi Soni yang duduk dan berpakaian lusuh di halaman rumah yang tak terurus. Rekaman video ini juga disertai caption yang menggambarkan kondisi kesulitan anak ini dan dimana lokasinya.

Postingan ini kemudian menjadi viral di media sosial hingga kemudian dikutip Kompas.com dan berita-berita online lainnya. Artikel seperti Kompas.com tentang Soni dan Marcel ini direpost oleh banyak orang di timeline Facebook. Bahkan beberapa teman saya yang di luar negeri pun mengubungi saya untuk mencari informasi lebih tentang bagaimana mereka bisa membantu.

Sungguh hal yang menakjubkan friends! Selang beberapa hari saja, sebuah postingan video yang tidak sampai 1 menit tadi bisa menggerakan banyak nurani orang Indonesia.

Mungkin masyarakat ini sudah lelah menggunakan media sosial sebagai sarana pamer atau menghujat. Kita mungkin mulai berpikir bagaimana cara membuat waktu kita di media sosial lebih berarti. Saya sangat bersyukur banyak dari kita memilih untuk peduli dan menyebarkan berita tragedi seperti ini di media sosial kita.

IG_Soni_Marcel.JPG
Instagram ekasukmawati90 : Salah satu informasi awal yang mengkisahkan perjuangan Soni dan Marcel

Filantropis Digital

Kasus Soni dan Marcel merupakan salah satu bukti keberhasilan media sosial sebagai sarana Filantropi atau aktivitas membantu sesama manusia.

Selain sharing artikel berita online, beberapa orang yang peduli sesama juga membagian posting berupa cerita orang-orang dalam kesulitan yang mereka temui di lingkungannya masing-masing. Posting ini sering dilengkapi foto dan lokasi orang yang perlu dibantu. Seperti yang tetangga Soni dan Marcel lakukan melalui Instagram.

Mungkin beberapa orang mengganggap skeptis postingan cerita seperti ini. Beberapa menganggap bahwa kegiatan membantu orang sebaiknya tidak dipublikasikan. Atau beberapa menganggap orang harus berbuat lebih daripada menshare pengalamannya bertemu orang yang kesulitan.

Tapi, Saya sungguh sangat mengapresiasi orang-orang yang berani memposting cerita seperti ini. Menurut saya, mereka adalah orang-orang hebat yang peduli terhadap kondisi lingkungan. Saya yakin tidak mudah untuk berhenti sejenak dari aktivitas sehari-hari dan mengamati kondisi sekitar untuk kemudian menyadari bahwa ada orang yang sedang mengalami masalah yang lebih berat dari kita. Akan lebih sulit lagi untuk tergerak memastikan bahwa masalah itu benar-benar ada dan bukan upaya penipuan seperti banyak yang pengemis-pengemis musiman lakukan saat bulan puasa.

Menurut Saya tidak salah untuk mengganggap orang-orang seperti ini sebagai Filantropis digital. Mereka peduli terhadap manusia lain yang mengalami kesulitan dan berusaha membantu sebisa mereka, salah satunya lewat aktivitas mereka di media sosial.

Mereka rela menunjukan sikap peduli melalui percakapan dengan orang yang kelihatan sedang mengalami kesulitan. Mereka coba memahami kondisi yang ada, berusaha membantu sesuai kapasitas pribadi dan juga membagikan info masalah yang ada di Media sosial. Seringkali saya melihat postingan seperti ini direspon oleh banyak orang sehingga berujung pada aksi dermawan yang berdampak positif. Tepat seperti kasus Soni dan Marcel.

Masa Depan Filantropi Digital

Dapatkah era Filantropis Digital tumbuh dan semakin berpengaruh? Saya tidak tahu. Tapi saya percaya bahwa filantropi digital merupakan inisiatif yang harus didukung.

Disaat kita tidak bisa berharap banyak pada pemerintahan republik ini, siapa lagi yang bisa menolong orang-orang seperti Soni dan Marcel kalau bukan kita-kita ini? Bukankah kota-kota besar bertindak sebagai pusat uang yang sering terputus dengan realita musibah kaum dhuafa?

Menurut saya filantropi digital akan menjadi metode efektif untuk menghubungkan para eksekutif perkotaan dengan kaum tak beruntung ini. Kemajuan teknologi komunikasi didukung dengan pertumbuhan ekonomi golongan menengah Indonesia bisa menjadi bahan bakar tumbuhnya gerakan filantropi digital. Terlebih lagi kita berada pada masa dimana timeline media sosial dipenuhi dengan berita-berita hoax yang merusak persatuan. Filantropi digital bisa menjadi obat yang menyatukan bangsa dan mendorong peningkatan produktifitas masyarakat Indonesia.

Memang dalam pelaksanaannya aktivitas filantropi digital memiliki resiko misinformasi yang bisa berujung pada penyaluran bantuan yang tidak tepat. Aktivitas yang melibatkan media digital memiliki keterbatasan dalam hal keterhubungan antara pihak-pihak yang terkait. Tidak seperti donasi langsung yang umumnya terlihat bentuk fisik dan asal usulnya, filantropi digital dihadapkan pada keterbatasan interaksi menjadi sebatas media yang diakses melalui komputer/smartphone. Di satu sisi memang memudahkan tapi di sisi lain berpotensi untuk berujung pada penipuan seperti pelajaran dari kasus berita hoax yang saat ini sedang ramai beredar di media sosial.

Tapi setiap perjuangan selalu disertai dengan resiko. Dan setiap resiko bisa dikelola untuk menghasilkan manfaat yang jauh lebih besar. Selama belum ada sistem yang baik dari pemerintahan kita, filantropis digital dapat menjadi investasi yang tepat untuk menjangkau sodara-sodara kita yang sedang dalam musibah. It’s really worth the risk!

Semoga dengan inisiatif filantropi digital ini kasus seperti Soni dan Marcel akan terus berkurang hingga akhirnya hilang dari bumi Indonesia ini.

Mengapa Saya Memilih Keselamatan Keluarga dot Com

Sudah dua bulan lebih semenjak saya mempublish artikel terakhir di Blog ini. Harus saya akui saya sempat lupa user id dan password blog ini sampai saya butuh beberpa kali untuk bisa masuk. Sungguh hal yang tidak saya inginkan terlebih setelah saya menset target untuk mempublish artikel di web ini minimal sebulan sekali.

Tapi… saya pun tidak memulai tulisan ini dengan penuh kekecewaan. Saya menyadari jeda nya saya dalam menulis di achmadsya.wordpress.com bukan karena alasan tidak produktif.. jeda ini karena saya sedang mengkonsentrasikan pikiran dan usaha untuk suatu hal yang saya yakini bermanfaat bagi saya dan orang banyak.

Saya dan rekan-rekan sedang merintis suatu website, yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan selamat bagi diri pribadi dan keluarga tercinta. Website ini mengenalkan kita pada potensi-potensi bahaya yang ada di sekitar kita, di lingkungan yang setiap hari kita hadapi seperti rumah, sekolah jalan raya, dan juga mencoba mendiskusikan cara-cara yang bisa dilakukan dalam menghadapi potensi bahaya sehari-hari ini.

Keamanan dan keselamatan merupakan kebutuhan dasar umat manusia. Sayangnya, budaya menciptakan lingkungan yang aman dan selamat masih belum menjadi pondasi bermasyarakat. Banyak sekali hambatan-hambatan yang membuat keamanan dan keselamatan menjadi hal yang mewah di negeri ini. Contohnya, tragedi beredarnya vaksin palsu lalu yang mengancam masa depan anak-anak di negeri ini, tewasnya pejalan kaki akibat kabel listrik yang dibiarkan terbuka di trotoar, tenggelamnya anak di kolam renang umum karena tersedot saluran pompa air, dan banyak kecelakaan-kecelakaan tidak perlu lainnya yang semestinya bisa kita hindari.

Sungguh tidak tepat ketika penjelasan atas kecelakaan semata-mata hanya menyalahkan takdir atau jalan tuhan. Apakah kita yakin usaha yang kita lakukan untuk mencegah suatu kecelakaan sudah benar-benar maksimal? Kelalaian seperti apa yang bisa ditolerir untuk menyebabkan kematian? Bahkan, kematian akibat kecelakaan-kecelakaan ini terus terjadi karena kasus yang sama, seolah-olah tidak ada pembelajaran bagi siapapun yang terdampak.

Dari sinilah saya berpikir bahwa ada hal dasar yang keliru pada masyarakat kita. Kita kekurangan rasa tanggung jawab terhadap nyawa seseorang. Kita masih melihat sebuah kecelakaan sebagai sebuah “kecelakaan” yang tidak ada kuasa manusia untuk mencegahnya.

Akan tetapi, sesungguhnya pada setiap kecelakaan terdapat keterlibatan manusia di dalamnya. Beberapa kasus anak yang tenggelam di kolam renang karena tersedot saluran air buang mungkin bisa dihindari jika desain kolam memperhitungkan kemungkinan anak tersedot. Pengelola tentunya harus paham tentang aturan desain ini dan mengeluarkan anggaran lebih untuk menjamin kolamnya aman. Di lain pihak, orang tua anak pengguna kolam renang juga mungkin tidak begitu teredukasi mengenai potensi bahaya tenggelam terutama pada anak. Siapa yang menyangka kolam yang begitu tenang bisa menyimpan potensi bahaya? Apakah orang tua akan membiarkan anak berenang tanpa terawasi jika mengetahui potensi bahaya tersedot saluran air?

Contoh diatas menunjukan bahwa kecelakaan sangat bisa dihindari. Kematian yang tidak perlu sangat bisa dihindari. Kuncinya adalah kesadaran masyarakat mengenai potensi bahaya di sekitar kita yang bahkan bisa bersumber hal yang tidak pernah kita sadari sebelumnya. Kesadaran ini akan berujung pada tumbuhnya rasa tanggung jawab untuk membuat lingkungan yang aman dan selamat.

Pemikiran inilah yang membuat saya dan rekan-rekan sangat bersemangat untuk menjalakan situs http://www.keselamatankeluarga.com . Pada dasarnya kami ingin memberikan lingkungan yang lebih aman bagi kami dan keluarga kami. Tapi, keamanan dan keselamatan tidak akan pernah bisa dibangun secara individu. Kerjasama kolektif masyarakatlah yang bisa benar-benar mewujudkan lingkungan yang aman dan selamat secara menyeluruh. Situs Keselamatan Keluarga diharapkan bisa menjadi salah satu mesin pendorong inisiatif ini.

Keselamatan Keluarga dot Com

Sempat ada pikiran apakah saya dapat benar-benar memberikan sesuai yang berarti bagi keluarga-keluarga di Indonesia. Tapi, saya sadar bahwa berbuat sesuatu yang belum tentu berhasil akan lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali. Saya tidak bisa berbuat banyak tapi setidaknya saya bisa menyumbangkan sedikit pengetahuan dan pemikiran saya dengan bantuan teknologi internet. Saya ingin dapat berdiri tegak dan mengatakan “Saya sedang melakukan apa yang saya bisa” ketika saya membaca berita tentang kecelakaan-kecelakaan di sekitar saya.

Inilah mimpi saya dan rekan-rekan. Semoga Indonesia menjawabnya dengan hadirnya lingkungan yang lebih aman dan selamat. Amiin.

Selamat Idul Fitri 1437 H

Lebaran 2016.JPG

Sesuai tradisi blog ini, setiap tahun saya selalu mempublish artikel ucapan selamat Idul Fitri yang gambar headlinenya saya ambil dari institusi-institusi di Indonesia yang sepak terjangnya menonjol sepanjang tahun.

Tahun ini saya ingin mengucapkan Idul Fitri dengan gambar yang saya ambil dari website Kementrian Kelautan dan Perikanan yang dikomandoi Menteri Susi Pudjiastuti.

Kementrian Kelautan dan Perikanan menurut saya adalah institusi paling menonjol tahun ini. Kementrian ini diawali dengan visi yang besar dan direfleksikan dalam tindakan-tindakan yang berani dan bahkan diluar perkiraan banyak pihak. Semuanya dibawah satu sosok pembaharu bernama Susi Pudjiastuti.

Kebijakan kementrian yang menenggelamkan ratusan kapal ilegal secara tidak pandang bulu bukan hanya meningkatkan produktivitas sektor perikanan lokal tetapi juga mengembalikan kedaulatan bangsa Indonesia terhadap wilayah lautnya yang ternyata selama ini masih “terjajah” bangsa asing. Kementrian ini juga menjunjung tinggi pelaksanaan Hak Asasi Manusia dengan langkah beraninya memberantas perbudakan di sektor perikanan – hal yang mungkin belum pernah masyarakat luas ketahui sebelumnya. Selain itu perhatiannya terhadap nelayan lokal dijabarkan kedalam beberapa program seperti asuransi nelayan, program hibah kapal nelayan, dan yang utama, hak ekslusif perikanan tangkap bagi bangsa Indonesia.

susi-p.jpg

Saya pribadi selalu merasa bahwa Indonesia masih memiliki harapan setiap saat saya mendengar sepak terjang kementrian yang dipimpin Mentri Susi Pudjiastuti ini. Sebuah kolom dari harian Kompas online ini bisa memberikan gambaran mengenai prestasi beliau dan tantangan apa yang perlu beliau hadapi kedepannya.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/07/02/070907626/jokowi.susi.dan.titik.balik.kedaulatan.maritim

Semoga langkah kementrian ini bisa terus menuju arah perbaikan Indonesia terutama Indonesia yang makmur dan berdaulat yang diawali dari sektor maritim.

Selamat Idul Fitri 1437 Hijriyah. Mohon maaf lahir dan batin dari achmadsya.wordpress.com.

Menerawang Kondisi Sektor Energi Dunia Tahun 2035

Pernahkah kita membayangkan seperti apa kondisi supply dan demand energi dunia dua puluh tahun yang akan datang? Berapakah persentase suplai minyak dibanding suplai sumber energi lainnya seperti batu bara dan nuklir? Negara manakah yang akan memiliki pertumbuhan kebutuhan energi terbesar? Apakah bisnis di bidang energi akan tetap menjanjikan terutama ditengah kelesuan harga minyak saat ini?

 

Pernahkah kita membayangkan seperti apa kondisi supply dan demand energi dunia dua puluh tahun yang akan datang? Berapakah persentase suplai minyak dibanding suplai sumber energi lainnya seperti batu bara dan nuklir? Negara manakah yang akan memiliki pertumbuhan kebutuhan energi terbesar? Apakah bisnis di bidang energi akan tetap menjanjikan terutama ditengah kelesuan harga minyak saat ini?

Mungkin bagi sebagian besar orang, pertanyaan-pertanyaan diatas bukanlah pertanyaan yang harus serius dijawab. Akan tetapi, jawaban pertanyaan-pertanyaan diatas sangatlah penting bagi mereka yang bergerak di bidang kebijakan yang mempengaruhi orang banyak. Energi adalah tenaga penggerak yang membuat manusia dapat beraktivitas melakukan hal-hal yang harus mereka lakukan. Tanpa energi, tidak akan ada pergerakan manusia, tidak akan ada aktivitas manusia dan akhirnya mungkin tidak akan ada manusia.

Dalam konteks dunia modern, energi digunakan untuk menggerakan alat-alat yang mendukung aktivitas manusia. Energi ini ini dapat berasal dari bahan bakar fosil, seperti minyak dan gas, ataupun energi non fosil seperti tenaga angin, tenaga matahari atau tenaga nuklir. Dunia modern sangat tergantung pada ketersediaan energi untuk menunjang kelangsungan hidup manusia di dalamnya.

 bp Energy Outlook 2035

Pengetahuan tentang kondisi energi dunia sangatlah penting untuk menjamin keberlanjutan sumber energi suatu badan yang mengayomi orang banyak seperti sebuah negara atau sebuah perusahaan besar di bidang energi seperti BP. Oleh karena itu BP memiliki tim khusus yang bertugas mengamati dan memprediksi perkembangan sektor energi di masa depan. Tim ini terdiri dari pakar-pakar yang dipimpin oleh seorang ekonom bernama Spencer Dale yang pernah menjadi Direktur Eksekutif untuk Financial Stability di Bank of England. Tugas utama tim ini adalah memberikan masukan ekonomi dan pola perkembangan sektor energi dunia kepada para pembuat keputusan di BP. Tim ini memiliki tugas yang sangat besar mengingat pengaruhnya terhadap kebijakan perusahaan dengan perputaran investasi dan sumber daya yang sangat besar – hingga ratusan triliun rupiah per tahun.

Metode Studi

Salah satu buah pemikiran tim ekonom bp itu dituangkan kedalam laporan BP Energy Outlook 2035. Laporan ini merupakan hasil studi yang berusaha memprediksi skenario paling mungkin dalam perkembangan supply dan demand sektor migas 20 tahun kedepan. Dalam studi ini digunakan istilah Base Case atau asumsi dasar yang merupakan skenario paling mungkin dan mendapat porsi pembahasan terbesar. Skenario Base Case kemudian didukung dengan 3 skenario lainnya yang berusaha memprediksi kondisi sektor energi jika : Skenario 1, Laju pertumbuhan GDP yang lebih lambat dari asumsi studi, Skenario 2, penurunan emisi karbon dibutuhkan menjadi lebih cepat dan Skenario 3, Shale Oil dan Shale Gas menyimpan potensi yang lebih besar sehingga mengakibatkan porsi pertumbuhan yang lebih tinggi.

Studi Energy Outlook 2035 disajikan dengan informatif dan menurut saya akan mudah dicerna oleh orang-orang yang bergerak di sektor energi. Saya sendiri cukup salut dengan bp yang mau mengalokasikan sumberdayanya untuk berbagi hasil analisis ini. BP bahkan menyediakan data-data statistik dan pembahasan studi dengan cara yang informatif dan enak untuk dilihat. Cuplikan video dibawah memberikan poin inti dari hasil study BP Energy Outlook.

Dalam artikel kali ini saya akan mencoba menceritakan rangkuman hasil studi dalam bahasa Indonesia. Untuk informasi lengkapnya silahkan mengunjungi situs bp Energy Outlook 2035 pada halaman dibawah ini.

http://www.bp.com/en/global/corporate/energy-economics/energy-outlook-2035.html

Poin-poin utama pandangan energi 2035 pada studi bp Energy Outlook 2035 :

  • Studi Energy Outlook menggunakan asumsi Skenario Base Case yang merupakan skenario yang paling mungkin terjadi pada perkembangan sektor energi dunia. Skenario ini disusun dengan mempertimbangkan kemungkinan perkembangan di bidang regulasi & Kebijakan-kebijakan, teknologi dan ekonomi. Skenario ini didukung 3 skenario alternativ untuk memperhitungkan faktor ketidakpastian.
  • Pada skenario Base Case, GDP dunia diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2035. Akan tetapi laju pertumbuhan kebutuhan energy hanya sepertiga (+- 34%) dibanding laju pertumbuhan pada periode tahun sebelumnya. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan dikarenakan penggunaan energi yang semakin efisien.
GDP
Pertumbuhan GDP – bp Energy Outlook 2035
  • Bahan bakar fosil akan tetap menjadi urutan pertama penyokong suplai energi dunia dimana proporsinya 80% terhadap total suplai energi dunia pada tahun 2035. Bahan bakar fosil juga akan memiliki penambahan penggunaan terbesar dibanding sumber energy lainnya yaitu sebesar 60% pada tahun 2035.
Fuel Mix
Proporsi Pasokan Sumber Energi 2035 – bp Energy Outlook 2035
  • Bahan bakar gas akan menjadi sumber energi berbasis fosil yang tumbuh paling cepat dibandingkan sumber-sumber energi lainnya (1.8% p.a. dibandingkan minyak 0.9% p.a. dan batu bara 0.5% p.a.). Hal ini karena semakin melimpahnya ketersediaan gas melalui Shale Gas dan LNG dan juga karena regulasi lingkungan yang semakin mendukung energi rendah emisi.
  • Kondisi pasar di bidang minyak akan berubah menjadi lebih seimbang karena harga minyak saat ini yang murah akan meningkatkan permintaan minyak tapi sebaliknya akan mengurangi pasokan minyak.
  • Kebutuhan minyak akan meningkat sekitar 20 juta barrel/hari. Pertumbuhan akan terpusat di Asia untuk transportasi dan Industri. Pertumbuhan Shale Oil akan terus berlanjut tetapi dengan laju yang melambat.
  • Perubahan ekonomi Tiongkok akan menyebabkan pertumbuhan kebutuhan energy Tiongkok menurun secara drastis. Penurunan ini akan terjadi terutama pada energi dari batu bara yang pertumbuhannya pada 2035 diperkirakan hanya seperlima dari pertumbuhan selama 20 tahun belakangan (0.5% p.a dibandingkan 2.9 % p.a).
Coal
Pertumbuhan Sumber Energi Batu Bara – bp Energy Outlook 2035
  • Energi terbaharukan akan tumbuh dengan pesat dan diperkirakan tumbuh hampir empat kali lipat sampai tahun 2035 yaitu 285%. Khusus di bidang pembangkit listrik, energi terbaharukan akan menjadi energi dengan laju pertumbuhan terbesar ketiga dibanding sumber energi lainnya.
Renewable
Pertumbuhan Energi Terbaharukan – bp Energy Outlook
  • Laju pertumbuhan emisi karbon akan berkurang menjadi setengahnya dibanding periode 20 tahun yang lalu (0.9% p.a. dibandingkan 2.1% p.a. pada periode 20 tahun sebelumnya). Hal ini disebabkan oleh penggunaan energi yang semakin efisien dan juga perubahan distribusi penggunaan bahan bakar menjadi yang lebih rendah emisi. Akan tetapi, emisi karbon akan terus meningkat dan diperlukan langkah-langkah selanjutnya untuk mengekang perumbuhan emisi karbon.

Dari rangkuman pembahasan diatas, studi Energy Outlook 2035 bp menyajikan tiga kesimpulan utama yaitu :

  1. Kebutuhan energi global akan terus meningkat – hal ini seiring dengan peningkatan aktivitas manusia yang sejalan dengan peningkatan kondisi ekonomi dunia
  2. Distribusi penggunaan bahan bakar penyedia energi akan berubah secara signifikan – batu bara akan semakin terpuruk, energi terbaharukan akan semakin meningkat tapi minyak & gas akan stabil dan tetap menjadi yang paling dominan.
  3. Laju pertumbuhan emisi karbon dunia akan menurun secara drastis – tetapi tetap tinggi jika tidak ada regulasi yang lebih membatasi pertumbuhannya

 

Pembaca pasti bertanya-tanya apa dasar kesimpulan-kesimpulan diatas? Tentunya bp sudah melakukan studi yang solid dan dilengkapi dengan data-data yang komprehensif. Semuanya bisa didapat dari link BP Energi outlook diatas. Hal yang menarik dari studi ini adalah bp menyediakan data pembanding mengenai prediksi sektor energi dunia yang disediakan oleh beberapa lembaga ternama dunia seperti IEA dan MIT. Perbandingan beberapa parameter utama bisa dilihat pada grafik dibawah.

Comparison
Perbandingan Hasil Studi – bp Energy Outlook 2035

Keterangan : IEA : International Energy Agency, MIT : Massachusetts Institute of Technology, IEEJ : Institute of Energy Economics Japan.

Dilihat dari data diatas, sepertinya prediksi bp cukup senada dengan prediksi dari sumber-sumber lainnya. Memang ada variasi tetapi ini sangatlah lumrah karena studi prediksi selalu memiliki faktor-faktor ketidakpastian yang pengolahannya bisa sangat bergantung kepada masing-masing pelaku studi. Dalam membandingan data dengan lembaga lain, bp menyajikan beberapa keterangan yaitu :

  • Semua lembaga analis memberikan kesimpulan yang sama bahwa pertumbuhan kebutuhan energi akan disokong oleh emerging markets (negara-negara yang industrinya berkembang dengan pesat seperti Tiongkok dan India). Negara-negara maju seperti yang tergabung kedalam OECD malah menunjukan perlambatan atauh bahkan penurunan laju prtumbuhan kebutuhan energi.
  • Lembaga analis memberikan kesimpulan yang sama bahwa sumber energi gas akan memiliki pertumbuhan yang pesat. Selain itu, minyak akan tetap tumbuh dengan stabil.
  • Perbedaan prediksi diakibatkan perbedaan beberapa asumsi kunci seperti : ketersediaan dan harga suplai migas, laju pengaplikasian teknologi baru, laju pertumbuhan Tiongkok, dan dampak kebijakan seputar energi di masa datang.

 

Tanggapan penulis

Saya semakin takjub dengan luasnya cakupan diskusi seputar energi seiring saya membaca laporan bp Energy Outlook 2035. Sektor energi akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi negara-negara yang berkembang pesat seperti Tiongkok. Kita sudah bisa melihat bagaimana kelesuan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi global. Kita juga bisa melihat bagaimana regulasi perubahan iklim bisa mendorong tumbuhnya energi terbaharukan seperti Tenaga Angin dan efisiensi kendaraan bermotor di negara-negara maju. Dan kita juga sangat merasakan dampak berlimpahnya suplai minyak akibat shale oil mengakibatkan turunnya harga bahan bakar minya. Energi memang sangat penting bagi manusia yang bahkan bisa sampai mempengaruhi tindak laku negara dalam level kebijakan internasionalnya.

Lalu bagaimana kita melihat laporan ini dalam kaitannya dengan Indonesia? Setidaknya ada beberapa poin yang ingin saya bagi.

  1. Indonesia diprediksikan masih belum bisa menaklukan dominasi Tiongkok dan India dalam skala ekonomi di kawasan Asia. Dalam laporan lebih banyak dibahas mengenai laju pertumbuhan kebutuhan energi Tiongkok dan India sebagai pendorong utama di kawasan Asia. Hal ini memang cukup jelas dengan melihat iklim sektor industri kita yang belum mumpuni untuk lompatan skala besar.
  2. Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara yang besar harus bersiap dengan kelesuan pasar batu bara yang lebih parah lagi. Laporan studi memprediksi kalau batu bara akan terus terpuruk karena regulasi dan kesadaran mengenai emisi karbon yang meningkat dan ketatnya persaingan dengan sumber energi minyak dan gas dan energi terbaharukan. Akan tetapi batu bara masih bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi nasional jika Indonesia masih bisa mentoleransi besaran emisi karbon yang dihasilkan dari sumber energi batu bara.
  3. Pasar gas akan terus tumbuh dan Indonesia memiliki kesempatan untuk mendapat porsi penyedia gas dunia. Laporan studi menjelaskan bahwa sumber energi gas akan tumbuh paling pesat dibanding sumber energi lainnya. Indonesia masih memiliki potensi cadangan gas yang menarik untuk diolah.
  4. Pasar minyak akan kembali seimbang – kita akan melihat kenaikan harga minyak ke level yang lebih rasional yang membuat eksplorasi dan produksi minyak kembali jalan dengan laju yang wajar. Kita harus bersiap menghadapi kenaikan harga BBM yang kemungkinan besar meningkatkan inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.

Demikianlah sharing saya tentang laporan studi bp Energy Outlook 2035. Saya harap artikel ini bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian. Silahkan manfaatkan artikel ini sebaik yang pembaca perlukan tapi mohon dicantumkan referensi terhadap blog ini agar bisa dipertanggung jawabkan seandainya ada kekeliruan di kemudian hari atas data/pendapat yang ditulis.

Referensi : bp Energy Outlook 2035 (2016 edition)

 

 

Catatan : Informasi/pendapat yang ada di blog ini dan tidak terdapat pada situs BP Energy Outlook 2035 adalah merupakan pendapat penulis dan mungkin tidak merepresentasikan pendapat/informasi dari bp.

Inspiring Visit to an Orphanage in Bandung

A couple week ago I’ve had another chance to visit Mutiara Bani Sholihin (MBS), a non-profit organisation operated orphanage located at the east side of Bandung city. This orphanage was established in 2007 and started from rented house with very minimum facility. Now we are blessed that the orphanage is giving shelter to 66 children in which 35 are residing in the orphanage and the other 31 live in with their relatives with support from MBS.

A couple weeks ago I’ve had another chance to visit Mutiara Bani Sholihin (MBS), a non-profit organisation operated orphanage located at the east side of Bandung city. This orphanage was established in 2007 and started from rented house with very minimum facility. Now we are blessed that the orphanage is giving shelter to 66 children in which 35 are residing in the orphanage and the other 31 live in with their relatives with support from MBS.

Mutiara Bani Sholihin gives shelter to not only orphanage that lost both their parents. They also give support to children whose parent in poor economic situation and hence not able to support their children. The youngest member of the orphanage family is 3 year old with the most senior on age 18 year old. The orphanage operates two houses which called Rumah Ceria 1 & 2 ( House of Joy 1 and 2). The houses started with a very minimum facility and being expanded several time to be better accommodating the children. They managed to collect fund to buy the land and now continuing to improve the houses with more rooms and better facilities.

MBS005
MBS’s one of their two Orphanage Houses

Indonesia government operated orphanage has never been providing enough coverage to take care all the orphanage or unattended children in the country. It is always frustrating that almost every day I see headline of unlucky children become a victim of poverty. I’ve always longed for a government service that could be as good as the one in developed country such as an example that my friend Joko shared in this article (https://bocahbancar.wordpress.com/2015/08/02/standar-pelayanan-panti-sosial-anak-di-jepang/) . In the other hand, I do understand why Indonesia is still struggling to improve its orphanage service. Limitation of state budget is indeed one of the reasons especially by considering the complexity of taking care the children in the way they could grow healthy and thrive at life.

A non-profit organisation operated orphanage like Mutiara Bani Sholihin (MBS) helps the country and the society to take the responsibility of taking care these unlucky children. With great care and love, they stood up to build the orphanage although with very limited facility at their disposal. They believe with good will and determination, God will give them a way to run a place where the orphans can live in a situation and caring as close as possible to those children who live at home with their parents taking care themselves day to day. This has always been the thinking of Mr Sugriyono, one of the founder of MBS.

I am a strong believer of careful planning and good preparation. However, I also believe that strong determination will improve people chance to achieve their goals by opening windows of opportunity. This is what I see from MBS when they had problems in the past. They eventually manage to sort out problem like the one when their newly adopted child arrived in MBS.

One day the orphanage received a request to take care a baby who was born prematurely at 7 month of pregnancy and hence his weight was only 1.3 kg and in seriously weak condition. MBS, at that time was struggling to improve their service and facility to support the available orphans, was facing a difficult situation whether to accept the seriously ill baby with an immediate risk on very expensive medical treatment or to reject the request and probably making the baby boy not having a chance to survive and being abandoned to dying in his helpless situation. MBS caregivers decided to shelter the baby with a belief that God must have given everyone their own path to thrive in life. It was not an easy choice as two weeks after the baby boy arrived; he was sent to intensive care unit due to loss of consciousness and had a period of losing his breath. Thank God that with medical effort and prayer from the orphanage family, the boy survived that critical situation, grow healthy and become a proud member of MBS until now. His was named “Mandiri Bani Shodikin” and he is 3 years old now. Part of his name which is “Mandiri” is Indonesian word meaning “having a determination and ability to stand on own his feet”. He surely has it!

MBS also showed several examples where unexpected support/donation came just at the right time when it is needed. Those stories are an inspiring true story and could readjust our way of thinking in appreciating the life.

I felt really relieved to hear those stories. I have a great optimism that MBS already have a good network of donor so in the event of emergency they would have better chance to obtain support from the community. However that doesn’t mean MBS struggle to achieve their goal is finished. Problem will always come as they accept more orphan in the future especially with regards to the completeness of the facility and service such as by providing a more established house, its appliances and children care activities.

There would be also a great need on educational fund once the children reached higher level of education. Ms Dedeh, one of the founders and caregivers told me that currently they are having two of their children attending college. The number would – and I think should – increase as the other children grow to the higher educational level age. This is very important to break the chain of poverty and allowing the children to be more independent in both financial and social aspect so they can contribute better to the orphanage in the future. There will be big need of educational fund in the near future and I think this would be a very great opportunity for donation for those who would like to allocate some of their wealth for good and impactful cause.

MBS015
Ms Dedeh when sharing the History of Mutiara Bani Sholihin

I do really hope that MBS and other place with this ideal are always within a reach from people who are gifted with wealth and time. It is important for people support and help to improve such place as this is our responsibility to the humanity especially when government service has not reached the sufficient level of coverage.

Visit to orphanage such as MBS has always been an inspiring moment to me. I always felt recharged every time I saw the smile of MBS children knowing that they are in a good and caring hand. I would encourage any of you traveling to Bandung to visit MBS or other orphanage and try to see if you can find something you can contribute. Let us do our part to help shaping a better future for those children.

Contact :

Yayasan Yatim Piatu & Dhuafa Mutiara Bani Sholihin

Address : Kavling Islamic, Jalan Mekar Biru Blok D No 154, Desa Cibiru Hilir, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung (+62 22 92379504)

MBS003